

Dalam dua tahun terakhir, serangan tawon vespa affinis yang hidup bergerombol itu mengganas. Sejak 2017-2018 telah merenggut nyawa orang meninggal. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut kasus di Klaten ini tergolong besar di Indonesia, sehingga diterjunkan tim.
Hari Nugroho peneliti tawon dari LIPI mengatakan kasus di Kabupaten Klaten belum pernah terjadi di daerah lain. ''Di Jakarta misalnya, hanya ada satu sampai dua kasus setahun. Di Klaten tawon sudah mengganggu manusia,'' kata, Rabu (26/12) saat bertemu jajaran Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten.
Pertemuan di Markas Pemadam Pemkab Klaten itu dihadiri Satpol PP, SAR dan perwakilan regu Pemadam Kabupaten Sukoharjo. Menurut Hari, kasus tawon vespa affinis juga terjadi di daerah lain tetapi tidak seperti di Kabupaten Klaten.
Bahkan meskipun ada ledakan populasi tidak sampai mengganggu manusia. Namun di Klaten, korban terus berjatuhan. Untuk itu, LIPI akan membantu penelitian. Penanganan serangan tawon di Klaten tidak bisa lagi hanya mengandalkan satu organisasi perangkat daerah (OPD) tetapi harus melibatkan semua OPD di pemerintah daerah.
Setelah mengumpulkan data terbaru dari Klaten tentang serangan 2018, akan ditindaklanjuti dengan membuat semacam surat rekomendasi ke pimpinan LIPI. Harapannya, kata Hari, masalah tawon di Klaten akan mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat sampai daerah demi kepentingan bersama.
Yang menggembirakan, Kementerian Kesehatan akan menerbitkan pedoman penatalaksanaan penanganan serangan tawon secara medis. Dengan pedoman itu diharapkan dari sisi medis minimal akan jelas prosedurnya sementara sektor lain akan menyusul.
Perwakilan SAR, Deni Nur Indragani mengatakan kasus tawon di Klaten sudah tidak bisa disepelekan lagi. ''Kalau memang tidak ada yang melangkah, kami akan membuat surat permohonan ke LIPI dan lembaga lain untuk membantu mencari solusi,'' katanya.
SAR akan mengkaji secara aturan UU sampai Perbup dan jika memungkinkan SAR untuk melapor, maka akan melapor ke pemerintah. Sebab sejak 2017 tidak ada langkah nyata meskipun LIPI, UGM, WHO dan Kemenkes sudah turun tangan ke Klaten.
Sebelumnya, korban sengatan tawon beracun di Kabupaten Klaten bertambah menjadi delapan orang dengan meninggalnya Sugini (60) warga Dusun Tangkisan, Desa Towangsan, Kecamatan Gantiwarno. Hingga kini 157 kasus sudah dilaporkan.Kabid Linmas Satpol PP Klaten, Endang Hadiyati Setyowati mengatakan hasil pertemuan dengan LIPI akan dilaporkan ke Pemkab secepatnya.
Sumber: Suaramerdeka.com