• +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Buku
    • Prosiding
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Mengapa Ada Orang yang Lebih Sering Digigit Nyamuk Sementara Lainnya Tidak? 9 Hal Ini Alasannya

04 FEBRUARY 2019

Ketika demam berdarah dengue (DBD) sedang mewabah seperti ini, salah satu upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah meminimalisasi gigitan nyamuk.

Namun bagi 20 persen manusia, hal ini hampir mustahil untuk dilakukan. Pasalnya, darah mereka terasa lebih enak bagi nyamuk sehingga lebih sering digigit dibanding orang-orang pada umumnya.

Para peneliti memang belum tahu cara untuk mengubah kondisi ini, tetapi mereka telah mengetahui beberapa penyebab 20 persen manusia ini lebih sering digigit nyamuk.


1. Golongan darah

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Entomology pada 2014 menemukan bahwa risiko orang bergolongan darah O untuk digigit nyamuk dua kali lipat golongan darah A.

Sementara itu, orang dengan golongan darah B berada di antara kedua golongan itu.

Hal ini, menurut para peneliti, karena orang-orang bergolongan darah O dan B lebih sering mengeluarkan sinyal kimia yang menunjukkan golongan darah melalui kulit mereka.

Nyamuk pun lebih tertarik pada orang-orang yang menghasilkan sinyal kimia tersebut daripada yang tidak.

 

2. Karbon dioksida

Cara lain nyamuk mendeteksi mangsanya adalah melalui karbon dioksida yang kita hasilkan.

Mereka memiliki organ yang disebut maxillary palp untuk mendeteksi karbon dioksida hingga jarak 50 meter.

Inilah sebabnya orang dewasa yang menghasilkan lebih banyak karbon dioksida lebih sering digigit nyamuk daripada anak-anak.

 

3. Olahraga dan metabolisme

Seseorang yang baru saja berolahraga lebih sering digigit nyamuk daripada orang yang tidak sedang berolahraga.

Hal ini karena nyamuk menemukan korbannya dengan mencium asid laktik, asam urat, ammonia, dan zat-zat lain yang dikeluarkan oleh manusia melalui keringat.

Nyamuk juga lebih tertarik pada mangsa yang temperatur tubuhnya yang lebih tinggi.

 

4. Bakteri kulit

Sadarkah Anda bahwa nyamuk paling suka menggigit bagian kaki? Penyebabnya mungkin adalah koloni bakteri yang tinggal di area tersebut.

Penelitian pada 2011 menemukan bahwa memiliki beberapa jenis bakteri dalam jumlah besar membuat kulit lebih menarik bagi nyamuk daripada kulit dengan banyak jenis bakteri.

Bagian kaki biasanya memiliki koloni bakteri yang lebih kuat daripada bagian-bagian tubuh lainnya.


5. Bir

Meminum sebotol bir bisa membuat Anda lebih menarik bagi nyamuk.

Meski demikian, para peneliti belum dapat menjelaskan alasannya. Mereka menduga bahwa hal ini karena alkohol dapat meningkatkan etanol pada keringat atau menaikkan temperatur tubuh.

 

6. Ibu hamil

Beberapa penelitian yang berbeda telah menunjukkan bahwa ibu hamil dua kali lebih sering digigit nyamuk daripada orang pada umumnya.

Ada dua alasannya. Ibu hamil menghasilkan 21 persen lebih banyak karbon dioksida dan pada umumnya 0,7 derajat celcius lebih hangat daripada rata-rata manusia.

 

7. Warna pakaian

Anda mungkin sudah pernah mendengar akan hal ini.

Nyamuk dapat menemukan mangsanya dari warna pakaian yang kuat, misalnya hitam, biru gelap, dan merah.

 

8. Genetik

Walaupun belum bisa dipastikan, para peneliti memperkirakan bahwa faktor genetik memiliki pengaruh hingga 85 persen terhadap seberapa menarik seseorang bagi nyamuk.

 

9. Tidak punya penangkal nyamuk

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa ada orang-orang tertentu yang sangat jarang digigit nyamuk? Para peneliti di laboratorium Rothamsted Research pernah menggunakan kromatografi untuk menyelidikinya.

Mereka menemukan bahwa beberapa orang memang menghasilkan molekul-molekul tertentu yang tidak disukai oleh nyamuk. Ke depannya, mereka berharap untuk dapat menggunakan pengetahuan ini dalam membuat penangkal nyamuk yang lebih efektif.



Sumber: Tribunbali.com

Artikel Lainnya


  • Penerapan PHT Dinilai Mendesak Dilaksanakan
  • Jambore Capung Indonesia 2019
  • LOMBA FOTOGRAFI kerjasama PERHIMPUNAN ENTOMOLOGI INDONESIA & PUSAT PERAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
  • Usir Nyamuk Aedes Aegypti, Warga Bisa Tanam Lavender dan Serai
  • Ilmuwan Garap Drone Tawon yang Bisa Buka Pintu

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
WEBINAR I-Naturalist

May 17,2022

Webinar dengan tema Pelestarian Serangga dari Kepunahan dan Implikasi bagi Kehidupan

Mar 18,2022

KULIAH UMUM: Peranan Serangga dan Mikroba dalam Pengelolaan Pertanian berkelanjutan di Pulau- Pulau Kecil

Mar 17,2022

Workshop Biologi Molekuler Mendukung Penelitian Pembangunan Teknologi PHT

Mar 15,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID