• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Mengerikan, Ilmuwan Menemukan Spesies Baru Laba-Laba Pemakan Daging

18 DECEMBER 2019

Sekelompok ilmuwan dari Meksiko baru saja menemukan laba-laba pemakan daging dengan racun yang cukup membahayakan. Istilah "pemakan daging" ini bukan berarti hewan tersebut langsung mengunyah daging secara langsung dari mangsanya, namun melalui racun dari mulutnya.

Tak seperti hewan karnivora yang mengunyah dan mencabik daging buruannya, laba-laba satu ini "memakan daging" hanya dengan menggigitnya satu kali saja.

Racun yang ada pada laba-laba itu yang akan memakan daging secara perlahan.

Laba-laba tersebut masuk dalam kategori violin spider atau laba-laba biola mengingat ditemukan pola berbentuk biola pada bagian tubuh mereka.

Spesies baru laba-laba biola ditemukan di daerah yang disebut sebagai Valley of Mexico, sebuah dataran tinggi gunung berapi di Meksiko tengah.

Dari 140 spesies yang terdapat di genus ini, sebanyak 40 di antaranya terdapat di Meksiko.

Sementara sebagian besar di antaranya banyak ditemukan di negara-negara Amerika Latin.

Dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh National Autonomous University of Mexico (NAUM), ilmuwan memberi nama spesies baru ini sebagai Loxosceles tenochtitlan.

Kabar baik, hewan tersebut cenderung menghindari kontak jika bertemu dengan manusia.

Namun gigitannya bisa mengakibatkan infeksi serius meski tidak menimbulkan kematian.

Gigitan laba-laba biola biasanya tidak fatal, namun "jahat". Korban yang telah tergigit harus mendapatkan perhatian medis karena bisa merasakan kesakitan luar biasa.

Loxosceles tenochtitlan akan menggigit mangsanya tanpa rasa sakit yang berarti.

Namun sesaat setelahnya, racun mulai menyebar dan bisa "memakan daging" secara perlahan.

Dikutip dari IFLScience, racun nekrotik pada hewan ini sering menimbulkan gejala yang disebut Loxoscelism.

 

"Tahap kritis adalah 24 jam pertama, dan kadang-kadang hingga 48 jam ketika Anda mulai melihat efeknya. Reaksi dimulai dengan luka yang mengembang dan menghasilkan nekrosis jaringan yang cukup besar (atau kematian jaringan)," kata Valdez-Mondragon, ilmuwan dari NAUM.

Pada kasus yang parah dan jarang terjadi, bakteri pemakan daging yang terdapat dari genus Loxosceles bisa menyebar dan menimbulkan luka infeksi sepanjang lebih dari 30 sentimeter.

Untungnya, Loxosceles tenochtitlan hanya menyukai serangga sebagai menu utamanya dan manusia tidak masuk dalam daftar sehingga kita bisa bernafas lega.

Laba-laba pemakan daging ini cenderung bersembunyi untuk menyergap mangsanya secara diam-diam karena mereka hanya perlu satu gigitan untuk melumpuhkan mangsa.

 

 

 

Sumber: Hitekno.com 

Artikel Lainnya


  • Mengenal Laba-laba Pelompat, yang Mungkin Jadi Pelopor Era Mikrorobot
  • Mahasiswa Unpad Olah Kulit Jeruk Jadi Pembasmi Jentik Nyamuk
  • Puluhan Hektar Lahan Padi di Polman Terserang Hama, Petani Merugi
  • Ratusan Laba-laba membangun “Tenda” di Cagar Alam Australia
  • Kumbang, Tak Hanya Menggemaskan Namun juga Mematikan

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
[COMPETITION ICCESI 2023] The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia

May 09,2023

The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia 2023

Apr 10,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID