• +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Buku
    • Prosiding
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Peneliti: Laba-laba Tertua Berusia 43 Tahun Mati Disengat Tawon

03 MAY 2018

TEMPO.CO, Sydney - Peneliti, kemarin, 30 April 2018, melaporkan bahwa laba-laba tertua di dunia mati saat berusia 43 tahun. Laba-laba itu telah diamati selama bertahun-tahun dalam studi populasi jangka panjang di Australia.
 
Laba-laba jenis trapdoor matriarch itu hidup lebih panjang dari rekor sebelumnya, yakni seekor tarantula berumur 28 tahun yang ditemukan di Meksiko, menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Pacific Conservation Biology Journal.
 
Laba-laba tersebut bukan mati karena sudah tua, tetapi tewas oleh sengatan tawon, kata peneliti.
 
Dinamai Number 16, laba-laba itu membantu ilmuwan menguak informasi penting mengenai perilaku hewan arachnida yang bisa ditemukan di Australia, termasuk di kebun rumah.
 
“Setahu kami ini adalah laba-laba tertua yang pernah tercatat, dan hidupnya yang sangat berarti membantu kami menyelidiki lebih jauh perilaku laba-laba trapdoor dan dinamika populasi,” kata kepala peneliti Leanda Mason dari Curtin University.
Sebuah proyek riset untuk mempelajari laba-laba trapdoor di wilayah Central Wheatbelt di Australia Barat pertama kali diluncurkan pada 1974 oleh Barbara York Main, ketika Number 16 ditemukan dan diamati.
 
“Selama riset Barbara, kami bisa menentukan bahwa masa hidup laba-laba trapdoor dipengaruhi oleh sifat sejarah hidup mereka, termasuk bagaimana mereka tinggal di semak-semak alami, sifat mereka yang hidup menetap dan metabolisme mereka yang rendah,” kata Mason.
Number 16 dipantau di alam liar. Laba-laba trapdoor betina tinggal di dalam lubang dan sekitarnya hampir sepanjang hidup mereka, sehingga para peneliti menandai lubangnya dan kembali memeriksanya secara teratur.
 
Studi ini juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana tekanan masa depan perubahan iklim dan deforestasi dapat berdampak pada spesies ini.
 
Laba-laba trapdoor secara tradisional memiliki rentang kehidupan antara lima hingga 20 tahun. Sementara si betina tinggal di dalam atau di dekat lubang mereka, sang jantan pergi setelah dewasa dan mencari pasangan.
Menurut peneliti, laba-laba tersebut bukan ancaman besar bagi manusia, meskipun gigitannya dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
 
Sumber:https://tekno.tempo.co/read/1084606/peneliti-laba-laba-tertua-berusia-43-tahun-mati-disengat-tawon?utm_source=Digital%20Marketing&utm_medium=Partnership&utm_campaign=Dable

Artikel Lainnya


  • Hindari DBD, Hidup Bersih Jauhi Jentik Nyamuk
  • Jutaan Gundukan Aneh Muncul di Brasil, Pelakunya Ternyata Serangga Kecil Ini
  • Hama Fall Armyworm Serang 12 Provinsi dalam Empat Bulan
  • Diplomat AS Sakit Gara-Gara Jangkrik?
  • Jambore Kupu-kupu di Taman Gita Persada: Siswa SD hingga Nenek-nenek Berburu Foto Kupu-kupu

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Pelatihan identifikasi Kutukebul, tanggal 13 Februari 2021.

Feb 18,2021

Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Bandung

Dec 14,2020

Pelatihan online Entomologi Kesehatan: Pengendalian Kutu Busuk Terpadu

Nov 27,2020

WEBINAR "Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi untuk Pengendalian OPT Kakao"

Nov 23,2020

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID