• +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Buku
    • Prosiding
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Heboh Nyamuk Jenis Baru di Magetan, Warga Sebut Nyamuk Jet Tempur, Diduga Dampak Limbah B3

24 OCTOBER 2018

MAGETAN - Dampak pembuangan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di sungai Kidul di Dusun Tugu, Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, tidak hanya menimbulkan polusi udara dan pencemaran lingkungan.

Tapi memunculkan nyamuk jenis baru, warga setempat menyebutnya nyamuk "Jet Tempur".

"Setiap menjelang waktu mahgrib, sekitar pukul 17.30 WIB, jutaan nyamuk itu masuk ke rumah rumah warga, suaranya bergemuruh persis jet tempur, karena itu warga di sini menyebut nyamuk jet tempur,"ujar Yadi, warga Dusun Tugu RT6/RW2 Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Senin (22/10-2018).

 

Menurut Yadi, nyamuk jet tempur ini bentuknya beda dengan nyamuk nyamuk yang biasa dilihat warga. Nyamuk jet tempur ini agak besar, hampir satu centi meter, warnanya hitam pekat.

"Bentuknya lebih besar dari nyamuk biasa. Gigitannya sangat sakit sekali, suara terbangnya sangat keras, sehingga warga setiap menjelang malam, banyak yang menutup pintu rumahnya untuk menghindari serbuan nyamuk Jet Tempur itu,"ujar Yadi.

Hal yang sama juga di katakan Kasmiati, warga Dusun Tugu RT6/RW2, Desa Pojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan.

"Sebenarnya kasus ini sudah dilaporkan ke kantor Kecamatan Ngariboyo dan sudah ada Bapak Polisi pakaian preman melihat lihat dilingkungan disini. Bapak Polisi tahu kalau nyamuk jet tempur berasal dari limbah penyamakan kulit yang dibuang ke sungai Kidul itu,"kata Kasmiati kepada Surya.

Nyamuk jet tempur ini, lanjut Kasmiati, tidak mempan obat semprot, dan warga hanya bisa agar tidak digigit nyamuk jenis baru ini dengan mengoleskan obat nyamuk cream kesekujur tubuh.


"Saya satu keluarga setiap malam menghabiskan empat saset obat nyamuk cream. Padahal keluarga saya ada empat orang anggota keluarga. Kalau tidak pakai obat oles, kami tidak bisa tidur,"ungkap Kasmiati.

Serangan nyamuk jet tempur di Dusun ini sudah terjadi lebih dari empat bulan lalu. Namun sampai hari ini bantuan fogging (semprotan pestisida) sampai hari ini belum diterima.

Sebenarnya di dusun itu tidak ada warganya yang melakukan proses penyamakan kulit. Proses penyamakan kulit dilakukan warga di Dusun Mandiro, dan Panasan, Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan.

Namun dampak pembuangan limbah B3 dari home industri penyamalan kulit itu sangat dirasakan warga setempat yang dusunnya berada dibawah dua dusun itu home induatri kulit ini.

 

 



Sumber: Tribunnews.com 

Artikel Lainnya


  • Layaknya Manusia, Lebah juga Bisa Kecanduan Zat Adiktif
  • Seminar Nasional MENEMUKAN KEMBALI PHT KITA: Memutus Lingkaran Setan Ledakan Wereng Coklat dan Virus Tanaman Padi
  • Berkat Lalat, Warga di Kampung Ini Bisa Beri Beasiswa dan Bayar BPJS
  • Pertanian masa depan [Video Artikel]
  • Petani Jagung di Karo Terancam Gagal Panen Akibat Serangan Ulat Grayak

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Bandung

Dec 14,2020

Pelatihan online Entomologi Kesehatan: Pengendalian Kutu Busuk Terpadu

Nov 27,2020

WEBINAR "Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi untuk Pengendalian OPT Kakao"

Nov 23,2020

Careers at IRRI

Nov 09,2020

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID