• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • ICCESI 2019
  • ICCESI 2023

Semut Drakula yang Pemalu Ternyata Bisa Bergerak dengan Sangat Cepat!

13 DECEMBER 2018

Saat ini, cheetah tercatat sebagai hewan tercepat di dunia yang bisa berlari hingga 120 kilometer per jam.

Selain cheetah, ada juga, hewan kecil yang mempunyai kemampuan bergerak super cepat.

Hewan ini dikenal dengan sebutan semut drakula atau Mystrium camillae. Predator bawah tanah ini sangat pemalu dan sulit dipahami.

Pergerakan semut drakula yang sangat cepat ini terdapat di bagian rahangnya yang bisa menutup lima ribu kali lebih cepat dibandingkan kedipan mata manusia.

Studi atau penelitian terhadap semut drakula ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Smithsonian menggunakan kamera berkecepatan tinggi.

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil menangkap pergerakan semut drakula yang sangat cepat.

Proses semut drakula menutup rahangnya ini sama seperti jentikan jari yang dilakukan oleh manusia dan juga Thanos.

Bedanya, 'jentikan' yang dilakukan oleh semut drakula ini berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu 0,000015 detik dengan kecepatan sekitar 320 kilometer per jam!

Dengan kecepatan ini, semut drakula memegang rekor sebagai hewan yang mempunyai manuver biologis tercepat di dunia.

Sebelumnya, hewan yang mempunyai pergerakan tercepat adalah hewan arthropoda seperti udang mantis dan froghopper.

Di garis keturunan semut, ternyata ada 6 garis keturunan yang mempunyai rahang kuat, tapi semut drakula punya bentuk rahang yang unik.

Berbeda dengan semut rahang perangkap, rahang yang dimiliki semut drakula ini bermula dari posisi tertutup kemudian setelah dijentikkan akan meluncur hingga saling berhadapan.

Rahang yang disebut mandibular ini mempunyai mekanisme pegas dan selot yang memungkinkan rahang terbuka dan tertutup.

Nah, struktur unik inilah yang memberikan kecepatan tinggi untuk semut drakula, karena pada semut rahang perangkap, struktur pegas dan selotnya terpisah.

Hal ini membuat semut rahang perangkap membutuhkan waktu tiga sampai 60 kali lebih lama untuk menutup rahangnya.

Menurut para ahli, rahang yang dimiliki semut drakula ini kemungkinan berkembang dari tempat asalnya di wilayah tropis Asia Tenggara dan Australia.

Kebiasaan mencari makan dan bersarang semut drakula terbatas pada terowongan di kayu dan tanah yang membuatnya tidak memungkinkannya membuka rahang secara luas.

Hal ini berbeda dengan semut rahang perangkap yang sebagian besar mencari makan di tempat terbuka.

 

 

 

 

Sumber: Bobo.id

Artikel Lainnya


  • Cegah Infeksi Penyakit dari Nyamuk, Peneliti AS Akan Gunakan Obat Diet
  • Webinar PEI 2021dengan tema "Peneliti Muda PEI untuk Masa Depan Indonesia"
  • Digigit Laba-laba Black Widow, Pria Ini Tak Bisa Kencing
  • Obati Murid yang Tersengat Tawon Pakai Garpu Panas, Guru di Jerman Didenda
  • Penemuan Kembali Lebah Terbesar Jadi Harapan Baru Konservasi

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Buku Pengembangan Insektisida Nabati untuk Pertanian

Jul 28,2023

Merchandise PEI: Kaos dan Topi

Jul 26,2023

Buku: Rekayasa Ekologis dan Rapid Biodiversity Assessment di Agroekosistem: Untuk Konservasi Serangga Berguna

Jul 06,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Form Keanggotan PEI
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID