• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • ICCESI 2019
  • ICCESI 2023

5 Kali Lebih Kuat dari Besi, Apa Rahasia Jaring Laba-laba Ini?

29 NOVEMBER 2018

Jaring laba-laba memang dikenal sebagai salah satu material alami yang kuat. Kini, para peneliti dari College of William and Mary telah berhasil mengungkapkan rahasianya setelah mempelajari jaring laba-laba Loxosceles reclusa menggunakan mikroskop gaya atom.

Rupanya, kekuatan itu berasal dari jumlahnya. Hasil pengamatan mikroskop hingga tingkat molekular menunjukkan bahwa setiap helai jaring laba-laba sebetulnya terbuat dari ribuan benang nano yang disusun secara paralel.

Setiap helainya yang terbuat dari protein memiliki diameter kurang dari sepersejuta inci dan panjang yang setidaknya 50 kali lipat dari lebarnya.

Diameter tersebut ratusan ribu lebih tipis daripada rambut manusia. Secara individu, benang-benang nano ini memang lemah.

Namun ketika disimpulkan dengan cara khusus, benang laba-laba ini bisa menahan lima kali lebih banyak beban dibanding besi berukuran sama.

Salah satu anggota tim, Hannes Schniepp, mengatakan, kami menduga akan menemukan fibernya sebagai satu massa tunggal, tetapi rupanya benang (laba-laba) lebih mirip kabel kecil.

Sebetulnya, ide bahwa jaring laba-laba terbuat dari banyak benang nano telah diusulkan sebelumnya. Akan tetapi, baru kali ini para peneliti mampu membuktikannya. Meski demikian, bukan berarti semua laba-laba memiliki struktur benang yang sama.

Dari bentuknya saja, benang laba-laba L. reclusa lebih pipih daripada silinder. Jenis benang ini lebih cocok untuk menangkap mangsa yang berada di tanah.

Menggunakan pemahaman ini, para peneliti pun menciptakan sebuah model struktural yang mungkin bisa digunakan sebagai dasar untuk membuat material baru. Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ACS Macro Letters.


 

 



Sumber: Kompas.com 

Artikel Lainnya


  • Ada di Kakinya, Alasan Nyamuk Ogah Hinggap di Kulit Berlosion Anda
  • Sudah Dimakan Predator, Serangga Ini Tetap Bisa Hasilkan Keturunan
  • Mengapa jumlah kecoa dan lalat meningkat dibanding lebah dan kupu-kupu?
  • Dinas Pertanian Sebut Serangan Ulat Bulu di Pasuruan Hanya Sementara
  • Berkumpul Bikin Keberanian Laba-laba Ini Makin Meningkat, Kok Bisa?

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Buku Pengembangan Insektisida Nabati untuk Pertanian

Jul 28,2023

Merchandise PEI: Kaos dan Topi

Jul 26,2023

Buku: Rekayasa Ekologis dan Rapid Biodiversity Assessment di Agroekosistem: Untuk Konservasi Serangga Berguna

Jul 06,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Form Keanggotan PEI
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID