• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Cara Unik Petani Gorontalo Usir Hama Cabai

17 JANUARY 2019

Mahalnya obat anti-hama pada tanaman cabai membuat petani Gorontalo harus memutar otak. Apalagi harga cabai sedang anjlok di pasaran. Untuk menyiasati harga obat anti hama yang mahal, sekelompok petani cabai di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo melakukan terobosan baru. 

Mereka memanfaatkan rumput liar atau yang dikenal dengan nama daun ruku-ruku atau (Ocimum tenuiflorum). Tanaman jenis kemangi ini tumbuh liar di Gorontalo dan dapat ditemui di mana saja. 

Cara pembuatan obat anti hama ini juga sangat sederhana. Semua bagian tanaman, termasuk batang, daun, dan bunga dihaluskan. Setelah halus, taruh di wadah yang besar kemudian diberi air secukupnya. Kemudian diperas hingga air dalam wadah berubah warna menjadi cokelat. Air tersebut sudah bisa disemprotkan pada tanaman yang terkena hama.

Haris Pakaya, seorang petani cabai sekaligus penemu ramuan ini mengatakan, obat ini sangat manjur untuk mengobati tanaman yang rusak karena hama.

"Saya berfikir bagaimana cara menciptakan hal baru untuk membersihkan hama ini tanpa harus mengeluarkan biaya," ujarnya.

Lantas ia kemudian melakukan penelitian sendiri dan mencari tumbuhan apa yang tidak disenangi hama. Saat itulah dirinya melihat daun kuru-kuru yang tumbuh subur, tanpa ada satupun daunnya yang dimakan hama.

"Langsung saya ambil itu dan kemudian saya haluskan ditambah sedikit air dan diperas, airnya itu yang dimasukan kedalam tangki penyemprotan," paparnya.

Setelah dilakukan penyemprotan, dalam dua hari seluruh hama langsung hilang. Terbukti, mulai dari belalang, ulat, kutu daun berkurang drastis setelah disemprot cairan tersebut. 

"Kandungan zat apa di dalam kemanggi liar itu saya belum tahu," kata Haris

Dengan penemuan tersebut para petani cabai yang lainya pun beralih menggunakan cara baru ini untuk mengusir hama tumbuhan.

"Alhamdulillah, saya kira ini penemuan bahan organik yang perlu dikembangkan dan butuh perhatian pemerintah, karena hal ini juga bisa menekan pengunaan zat kimia pada tanaman," tandasnya.

 

 

 

 

Sumber: Liputan6.com

Artikel Lainnya


  • Diserang Hama, Puluhan Hektare Sawah di Palabuhanratu Gagal Panen
  • Kementan Ajak Petani Kembangkan Tanaman Sehat Cegah Hama WBC
  • Peneliti Ungkap Efek Parah Ulat Grayak Rusak Tanaman di NTT
  • Hiii..Ulat Bulu Beracun 'Serang' Kota London
  • Diserang Hama Wereng, 17 Hektar Sawah di Pessel Gagal Panen

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
[COMPETITION ICCESI 2023] The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia

May 09,2023

The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia 2023

Apr 10,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID