• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • ICCESI 2019
  • ICCESI 2023

Petani Jagung di Karo Terancam Gagal Panen Akibat Serangan Ulat Grayak

06 MAY 2019

Belasan ribu hektare tanaman jagung milik petani di Kabupaten Karo terserang hama ulat grayak yang menyerang tanaman berusia muda.

Petani di Kecamatan Munthe, Maria Terkelin mengungkapkan, ulat grayak mulai menyerang lahan pertaniannya sekitar dua minggu terakhir.

"Udah enggak bisa bilang lagilah kalau lihat kondisinya, jelek semua daunnya, bolong-bolong dia," ujar Maria, saat ditemui di perladangannya, di Desa Bertah, Kecamatan Munthe, Rabu (1/5/2019).

Maria mengaku, hama itu biasa menyerang tanaman yang masih berusia muda. Namun, baru kali ini dirinya melihat serangan begitu masif. Menurutnya, hampir seluruh lahan pertanian di sekitar Kecamatan Munthe dilahap ulat.

"Dibanding tahun lalu, memang inilah yang paling parah. Kalau kita lihat ini lebih parah dari biasanya," ungkapnya.

Jika serangan semakin parah, katanya, dikhawatirkan, akan mengenai bagian yang akan menjadi tungkul jagung dan akhirnya buah jagung akan sulit berkembang hingga gagal panen.

Melihat serangan hama tersebut, dirinya mengaku memang tidak tinggal diam. Maria mengatakan, dirinya bersama petani-petani lainnya sudah beberapa kali melakukan penyemprotan anti hama. Berharap tindakan tersebut dapat menghambat pertumbuhan ulat, hingga bisa membasminya.

Petani lainnya Beru Ginting mengaku, dirinya mengetahui hama grayak itu menyerang ladangnya sekitar 10 hari lalu. Sebagai petani yang menggantungkan hidup dari ladangnya, dirinya mengatakan sangat khawatir tanamanya akan rusak. Terlebih, usia jagung yang ditanamnya itu masih menginjak usia satu bulan tiga hari.

"Kalau perasaannya ya sedih kali lah, kalau ini rusak ya mau gimana lagi kami. Akupun baru tau ada hama kayak gini nakku, biasanya cuma biasa-biasa saja," ujar Bru Ginting, saat ditemui di lahan pertaniannya, di Desa Kinepen, Kecamatan Munthe.

Ia mengatakan, dari total lahan seluas satu hektare lebih, hampir seluruhnya terserang grayak. Terlebih, selama dirinya bertani jagung, baru kali ini ladangnya terserang hama sebanyak ini.

Untuk menghindari hama semakin berkembang, dirinya mengaku telah melakukan penyemprotan sebanyak tiga kali. Namun begitu, hama tersebut tak kunjung punah.

"Sudah ada tiga kali ini kami semprot, kami lihat ada juga lah yang mati, tapi masih ada juga. Karena dia kan bisa sembunyi di balik balik daun itu. Kalau disemprot terus modal kamipun makin banyak," ucapnya.

Sama seperti Maria, Ginting juga mengkhawatirkan dampak hama tersebut mengganggu terhadap perkembangan buah jagung. Dirinya mengungkapkan, memang ulat tersebut saat ini hanya memakan daun-daun muda yang baru tumbuh. Meskipun begitu, dengan penanganan yang kurang baik, ditakutkan ulat tetap bertahan di bunga yang akan menjadi jagung.

"Kalau sudah berbunga dia kan enggak masuk lagi, tapi enggak tahu juga mana tau nanti dia sampai ke buahnya, soalnya dia di dalam dia sembunyi," katanya. 

Menurut data dari Dinas Pertanian Karo, lahan pertanian yang terkena hama ulat grayak tersebar di tujuh kecamatan. Di antaranya adalah, Kecamatan Mardinding, Lau Baleng, Tiga Binanga, Juhar, Munte, Tiga Nderket, dan Kuta Buluh.

 

 



Sumber: Tribunmedan.com 

Artikel Lainnya


  • Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"
  • Populasi Kumbang Tanduk Meledak Akibat Replanting Kebun Sawit di Pelangiran, Inhil
  • Obati Murid yang Tersengat Tawon Pakai Garpu Panas, Guru di Jerman Didenda
  • Penemuan Kembali Lebah Terbesar Jadi Harapan Baru Konservasi
  • 4th International Symposium on Insects (ISoI2020)

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Buku Pengembangan Insektisida Nabati untuk Pertanian

Jul 28,2023

Merchandise PEI: Kaos dan Topi

Jul 26,2023

Buku: Rekayasa Ekologis dan Rapid Biodiversity Assessment di Agroekosistem: Untuk Konservasi Serangga Berguna

Jul 06,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Form Keanggotan PEI
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID