• +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Buku
    • Prosiding
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Usir Nyamuk Aedes Aegypti, Warga Bisa Tanam Lavender dan Serai

20 JUNE 2019

GUNUNGKIDUL, (PR).- Memasuki musim kemarau, angka Demam Berdarah Dengue (DBD) di Gunugnkidul meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir Mei tercatat 308 kasus sedangkan pada tahun lalu hanya 124 kasus.

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, Rabu 19 Juni 2019 mengatakan, pada akhir Mei 2019 jumlah kasus DBD di dua kecamatan meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama tercatat sebanyak 124 kasus.

“Sampai dengan 31 Mei ada sebanyak 308 kasus DBD, satu di antaranya meninggal dunia. Puncak akumulasi kasus terjadi pada Februari 2019 ada di Kecamatan Karangmojo. Kemudian pada Maret, Kecamatan Ponjong, kemudian April dan Mei di Kecamatan Wonosari, tertinggi di Wonosari ada 70 orang yang terkena," ucapnya.

Kasus DBD tahun ini tidak biasa, karena justru pada musim kemarau angka kasus DBD mengalami peningkatan, ditambah lagi sebaran wilayah endemik juga bertambah.

"Di Kecamatan Wonosari yang awalnya endemis di kawasan tengah bergeser ke Wonosari bagian selatan dan utara, dan hal ini perlu diwaspadai, karena justru melonjak di musim kemarau," katanya.

Ia mengatakan catatan Dinas Kesehatan pada musim kemarau sebelumnya kasus DBD menurun dan berbeda dengan tahun ini. Menurutnya hal tersebut terjadi karena pada musim kemarau kali ini masih ada genangan air walaupun dalam jumlah sedikit. 

"Kuncinya untuk melakukan pencegahan adalah dengan menerapkan pola hidup bersih. Namun saat ini tidak separah 2016 lalu, saat masuk musim hujan mendatang harus diwaspadai," ucapnya.

Untuk mencegah nyamuk aedes aegypti masuk ke rumah dirinya menyarankan masyarakat menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender dan serai karena kedua tanaman tersebut tidak disukai nyamuk.

"Selain itu juga bisa memelihara ikan di bak penampungan air dengan memelihara ikan dapat menekan jumlah jentik nyamuk," katanya.

Di bagian lain, Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawati mengimbau kepada masyarakat agar menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menutup penampungan air dan memantau lingkungan.

“Kepedululian masyarakat yang meningkat dan saling mengingatkan untuk menjaga lingkungan, harus ditingkatkan,” tuturnya.***

 

 

 

 

Sumber: Pikiranrakyat.com  

Artikel Lainnya


  • Hama Jagung di Nganjuk Dipastikan Jenis Ulat FAW
  • Hama Ulat 'Gerogoti' Pendapatan Petani Melon dan Semangka Kebumen
  • Sudah Mati 110 Juta Tahun, Mata Laba-laba Ini Masih Bersinar
  • Inilah Dia Si Pengendali Hama
  • Laba-Laba Peloncat, Predator Kecil Dari Semak Belukar

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Pelatihan identifikasi Kutukebul, tanggal 13 Februari 2021.

Feb 18,2021

Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Bandung

Dec 14,2020

Pelatihan online Entomologi Kesehatan: Pengendalian Kutu Busuk Terpadu

Nov 27,2020

WEBINAR "Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi untuk Pengendalian OPT Kakao"

Nov 23,2020

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID