• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

‘Serangga Mandul’ Diharap Tekan Populasi Aedes aegypti

30 JULY 2019

JAKARTA – Penanggulangan nyamuk Aedes Aegypti melalui teknik serangga mandul, diharapkan mampu memberikan hasil yang lebih efektif, sehingga mampu menurunkan tingkat potensi Demam Berdarah Dengue.  Konsep Teknik Serangga Mandul adalah suatu teknik melepaskan serangga mandul hasil iradiasi sinar gambar ke ekosistem, untuk mengurangi jumlah populasi serangga tertentu. 

Dalam kasus di Indonesia, Peneliti Entomology Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Beni Ernawan, melakukan proses iradiasi pada nyamuk Aedes aegypti jantan untuk mengurangi populasi dengan perkawinan yang tidak menghasilkan pembuahan.

“Kenapa kita pilih yang jantan?  Karena nyamuk jantan kan tidak menggigit. Jadi, kalau kita lepaskan dalam jumlah banyak, maka tidak akan mengganggu manusia,” kata Beni, saat ditemui di laboratorium Entomology BATAN, Pasar Jumat, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Untuk jumlah nyamuk mandul jantan yang disebarkan, biasanya paling sedikit sembilan kali jumlah populasi nyamuk yang termonitor di wilayah lokasi pelepasan teknik serangga mandul.

“Dalam skala percobaan kami, yaitu di komplek Batan Indah Serpong, untuk wilayah 30 hektare dengan menggunakan teknik monitoring populasi yang dipantau seminggu sekali, ditemukan jumlah nyamuk jantan mandul yang dibutuhkan adalah sembilan kali lipat dari jumlah nyamuk yang ada,” kata Beni.

Jumlah ini diyakini akan meningkatkan probabilitas pernikahan nyamuk betina dengan nyamuk jantan mandul. Tapi, memang jumlah ini bisa berubah sesuai dengan hasil dari monitoring populasi.

Proses produksi nyamuk jantan mandul menggunakan teknologi iradiasi sinar gamma 70 grey selama kurang lebih satu menit pada fase pupa.

“Dalam sekali penyinaran itu bisa ribuan. Jadi, kita di BATAN membiarkan nyamuk terlebih dahulu. Nyamuk yang kita tangkap, nanti akan bertelur dalam lab kita. Lalu, berubah menjadi larva, kemudian pupa. Saat inilah kita lakukan penyeleksian nyamuk jantan dan betina. Yang jantan kita iradiasi, yang betina kita persiapkan menjadi indukan lagi,” urai Beni.

 

 

 

 

Sumber: Cendananews.com

Artikel Lainnya


  • Peneliti Ungkap Efek Parah Ulat Grayak Rusak Tanaman di NTT
  • Era Industrialisasi 4.0, Penyuluh Pertanian Dituntut Manfaatkan TI, Namun Aplikasi Hama Belum Ada
  • Webinar dengan Tema: Serangga Vektor-Penyakit Tanaman Tropis : Keragaman dan Teknik Pengendaliannya
  • Garis Hitam-Putih Zebra Jadi Rahasia Hindari Gigitan Serangga
  • Sudah Dimakan Predator, Serangga Ini Tetap Bisa Hasilkan Keturunan

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Pelatihan Identifikasi Semut dengan tema "Semut dalam Kehidupan Manusia dan Perannya bagi Lingkungan dan Pertanian"

Sep 13,2022

Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PEI Cabang Bandung 2021

Sep 07,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID