• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • ICCESI 2019
  • ICCESI 2023

Kisah Unik Si Capung Jarum

01 OCTOBER 2018

Hewan yang satu ini memang berasal dari keluarga capung. Satu hal yang khas dari hewan ini adalah ukuran tubuhnya yang kecil ramping dan menyerupai jarum, sehingga dinamakan capung jarum.

Capung jarum atau biasa disebut damselfly, adalah serangga yang termasuk ke dalam ordo Odonata, subordo Zygoptera (Lilies S., Christina, 1991). dan Jenis capung biasanya dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu capung atau sibar-sibar dan capung jarum (Amri dan Toguan, 2008).

Capung jarum juga banyak ditemukan di daerah sumber air, seperti rawa, sungai, danau, ataupun persawahan. Mereka memilih tinggal di sumber air yang masih bersih dan belum tercemar untuk meletakkan telur-telurnya agar terjamin tingkat hidupnya. Itu sebabnya keberadaan capung jarum bisa dijadikan indikasi, apakah perairan itu masih bersih atau sudah tercemar.

Capung jarum dewasa akan berburu mangsanya di udara, ini dilakukannya terutama pada serangga-serangga kecil. Itu karenanya, keberadaan si capung jarum juga bisa menjadi kontrol terhadap populasi nyamuk.

Capung jantannya mempertahankan wilayahnya dengan sayap terbuka dan secara jelas menampilkan tanda-tanda tembaga warna-warni dari sayap belakang bagian atas.

Para peneliti mengamati perilaku perilaku si capung jarum, seperti peringatan sayap, bertepuknya sayap, gesekan penerbangan dan terombang-ambingnya perut. Peringatan sayap (wing-warning) adalah membuka dan menutupnya sayap yang cepat dan agresif, sedangkan wing-clapping adalah pembukaan sayap yang lebih lambat diikuti oleh penutupan cepat, hingga delapan kali berturut-turut, dan sering kali mengikuti penerbangan; itu mungkin terpengaruh fungsi thermo-regulatory (Bick dan Juanda, 1961).

Pada beberapa spesies, masa memijah didahului oleh proses yang cukup rumit oleh jantan. Biasanya ada dua jantan yang melayang di depan betina, sambil menampilkan sayap berwarna cerah, perut, atau kakinya, dan terkadang juga kombinasi antara semuanya. Untuk kawin, capung jarum biasanya menyatu dalam dalam posisi “roda”, dan terbang bersama-sama dengan cara ini.

Setelah itu, jantan biasanya akan tetap melekat pada betina saat ia bertelur. Saat melakukannya, dia mempertahankan pegangannya di bagian depan toraks betina, menggunakan clasper yang terletak di ujung perutnya.

Semua capung jarum bertelur di dalam tubuh tanaman. Mereka yang bertelur di bawah air dapat menenggelamkan diri mereka sendiri selama 30 menit dalam satu waktu, memanjat sepanjang batang tanaman air dan bertelur pada interval. (Lawlor 1999).

Ketika menjadi telur, capung jarum riskan menjadi makanan ikan-ikan yang ada di perairan tersebut. Dan setelah menetas disebut sebagai larva lalu menjadi nimfa . Dan kebalikan dengan telurnya, nimfa capung jarum ini menjadi predator bagi ikan-ikan kecil dan anak-anak ikan.

Larva menangkap mangsa dengan memuntahkan bibir bawah yang panjang dan berengsel, atau “topeng.”

Seekor larva capung jarum dapat dibedakan dari larva capung pada umumnya, dari alat bantu pernapasannya. Kebanyakan capung jarum biasanya memiliki tiga insang seperti daun di ujung perut, sedangkan capung lainnya memiliki insang internal. Setelah muncul dari tahap larva, dengan sendirinya mengambil ke udara untuk memberi makan dan kawin.

Capung jarum adalah serangga hemimetabolous yang tidak memiliki tahap kepompong dalam perkembangannya.

 

 

Sumber :

  1. Kunci Determinasi Serangga . Yogyakarta: Penerbit Kanisius
  2. Amri, Khairul; Sihombing, Toguan . 2008 . Mengenal & Mengendalikan Predator Benih Ikan . Jakarta: PT Gramedia Pustaka
  3. Bick, George H.; Bick, Juanda C. 1961. Demography and Behavior of the Damselfly, Argia Apicalis (Say), (Odonata: Coenagriidae)
  4. Lawlor, Elizabeth P. (1999). Discover Nature in Water & Wetlands: Things to Know and Things to Do
  5. Wikipedia
  6. Mongabay.com

Artikel Lainnya


  • Mahasiswa UM Surabaya Kenalkan Lotion Anti Nyamuk Dari Herbal
  • Virtual Seminar on Integrated Pest Management of Spodoptera frugiperda, with main theme: "Insect for the Sustainability of Life”
  • Darurat Serangan Ulat, Dispertabun Kumpulkan Pengamat Hama dan PPL
  • Jakarta Masuki Fase Waspada DBD
  • WEBINAR FOTOGRAFI SERANGGA

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Buku Pengembangan Insektisida Nabati untuk Pertanian

Jul 28,2023

Merchandise PEI: Kaos dan Topi

Jul 26,2023

Buku: Rekayasa Ekologis dan Rapid Biodiversity Assessment di Agroekosistem: Untuk Konservasi Serangga Berguna

Jul 06,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Form Keanggotan PEI
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID