• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Lawan Masalah Plastik, Ahli Kembangkan Bioplastik dari Sarang Lebah

08 AUGUST 2018

Para peneliti dari Humble Bee berusaha memanfaatkan sarang lebah jenis Banksia untuk menghasilkan plastik alami yang kedap air dan tahan api.

Perusahaan yang bermarkas di Selandia Baru ini ingin menciptakan alternatif bahan plastik untuk kepentingan industri.

Pendiri Humble Bee Veronica Harwood-Stevenson, mengumpulkan lebah Banksia (Hylius nubilosus) dari Queensland bersama peternak lebah setempat Chris Fuller. Penelitiannya ingin memahami kandungan dari lapisan sarang lebah.


"Lebah hitam ini berukuran kecil, biasa kita lihat di halaman rumah," katanya. Veronica mengaku, usahanya ini bermula setelah ia membaca artikel tentang lebah yang melapisi sarangnya dengan material yang bisa dikembangkan sebagai bioplastik.

Bersama tim peneliti, Veronica kemudian berupaya membuat produk plastik secara biologis. Salah satunya Phil Lester, seorang profesor biologi di Victoria University of Wellington.

Para peneliti memeriksa DNA lebah Banksia untuk mengidentifikasi gen yang memungkinkan lebah ini mampu membuat bioplastik.

"Yang kami lakukan sama seperti ketika orang membuat insulin pada tahun 1970-an. Saat itu gen insulin dimasukkan ke dalam bakteri E. coli kemudian diproduksi secara massal," kata Veronica lagi.

"Kami tidak akan menggunakan lebah betulan melainkan hanya mempelajari genetikanya," jelasnya. Sebagian penelitian dilakukan di Queensland dan sisanya dilakukan di Selandia Baru.

Menurut dia, Selandia Baru tak memiliki keahlian atau peternakan lebah asli. Meskipun masih dalam tahap awal, Veronica optimistis langkah untuk menciptakan bioplastik dengan metode ini bisa terlaksana. "Sampah plastik sudah jadi masalah besar dan kami harap bisa ambil bagian untuk menciptakan solusi," katanya.


Menurut Veronica plastik akan selalu dibutuhkan. Banyak industri menggunakan plastik sebagai bahan yang tidak tergantikan.

"Plastik itu penting dalam banyak industri di Australia. Kita tidak bisa berhenti menggunakannya," ujarya. Dia berharap bioplastik yang kemungkinannya siap dijual dalam lima tahun mendatang dan dapat memasok kebutuhan industri.



Sumber: Kompas.com

Artikel Lainnya


  • Kasus Kematian Diduga Akibat Gigitan Serangga Diselidiki
  • Jumlah Lebah di Alam Liar Terancam, Ilmuwan Rusia Ciptakan Versi Robotnya
  • Industri Minyak Sawit Membutuhkan Riset Entomologi
  • LOMBA FOTOGRAFI kerjasama PERHIMPUNAN ENTOMOLOGI INDONESIA & PUSAT PERAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
  • Cegah Infeksi Penyakit dari Nyamuk, Peneliti AS Akan Gunakan Obat Diet

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Pelatihan Identifikasi Semut dengan tema "Semut dalam Kehidupan Manusia dan Perannya bagi Lingkungan dan Pertanian"

Sep 13,2022

Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PEI Cabang Bandung 2021

Sep 07,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID