• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Hama wereng menyerang, permintaan bibit padi Inpari meningkat

26 OCTOBER 2018

Saat ini, kebutuhan terbesar akan varietas bibit padi Inpari tengah meningkat. Setelah hama wereng menyerang varietas bibit padi lainnya.

“Setelah sebelumnya varietas bibit lain terkena hama wereng, kita segera mencari kualitas bibit yang lebih tahan terhadap serangan wereng. Sekarang yang paling banyak adalah bibit inpari 30, 32, 33 dan inpari 42,” kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Kementerian Pertanian (Kemtan) Moh Ismail Wahab, Rabu (24/10).

Ismail menjabarkan, penggunaan bibit yang sama untuk penanaman tiga kali dalam satu tahun berpotensi menimbulkan hama yang lebih kuat daripada ketahanan padi. Sebelumnya petani lokal menggunakan bibit IR 64 pada tahun 1990 an hampir seluruh perkebunan nasional menggunakan bibit ini.

Namun seiring dengan proses penanaman yang berkelanjutan, bibit IR 64 diserang hama wereng. Setelahnya petani menggunakan bibit Ciherang di tahun 2000an, dan hama wereng kembali menyerang. Mulai tahun 2017, Kemtan mensosialisasikan bibit inpari guna membantu petani dalam memproduksi padi.

“Kalau dinilai dengan return of investment-nya, ini nilainya triliunan. Artinya kalau bibit tidak diganti, ada kemungkinan kegagalan produksi. Dengan diganti varietasnya maka produksinya minimal akan tetap, syukur bisa naik,” tegasnya.

Sejauh ini, bibit inpari dinilai kuat terhadap hama wereng. Sejauh ini, Kemtan mengklaim jumlah bibit Inpari cukup untuk para petani.

“Alhamdulillah cukup ya, ketersediaan bibit inpari saat ini cukup untuk para penangkar dengan varietaas unggul yang sudah melalui proses pemuliaan,” ungkapnya.

Kemtan mengklaim bahwa kebutuhan benih padi nasional pada tahun 2018 adalah 400 ribu ton dengan asumsi luas lahan keseluruhan adalah 16 juta ha untuk alokasi kebutuhan bibit 25 kg per ha. Rata-rata produksi benih padi setiap tahun adalah 5 ton sampai dengan 6 ton per ha.

Menurut Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Fransiscus Welirang, kebutuhan akan bibit padi unggul saat ini dinilai cukup tinggi. Namun, tidak selalu harus terfokus pada nilai namun juga hal lain yang turut mendukung produktivitas ke depannya.

“Yang pasti, prioritas secara nasional adalah bibit benih padi yang produktivitasnya tinggii. Ada kriteria yang perlu dilihat ke depannya yakni harga beras yang terjangkau dan juga kesejahteraan petaninya,” ungkapnya.

Untuk ketersediaan benih, selain diharapkan pasokannya mencukupi permintaan, varietas bibit padi juga mampu bertahan di dalam segala kondisi lahan. Misalkan rawa, tanah dekat pantai, dataran rendah dan daerah yang kekurangan air.

Welirang menyebut bahwa bibit yang memberikan produktivitas tinggi atau bibit unggul, jumlahnya sangat banyak saat ini, namun yang menonjol adalah bibit padi inpari 42 dan inpari 43 dengan rata-rata produksi benih 10 ton per tahun.

 

 

 

 

Sumber: Kontan.co.id 

Artikel Lainnya


  • Peneliti Temukan Perilaku 'Mengerikan' Semut yang Terjebak di Bunker Nuklir, Apa yang Membuat Temuan Ini Menjadi Penting?
  • 4th INTERNATIONAL CONFERENCE ON THE MEDICINAL USE OF HONEY BEE PRODUCTS for COVID 19
  • Ilmuwan Garap Drone Tawon yang Bisa Buka Pintu
  • Beli Permata di Indonesia, Bule Ini Temukan Makhluk Misterius
  • Spesies Baru Ditemukan, Terjebak di Gua Kanada sejak Zaman Es

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
[COMPETITION ICCESI 2023] The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia

May 09,2023

The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia 2023

Apr 10,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID