MARTAPURA -- Era industrialisasi 4.0 saat, ini penyuluhan harus menatap ke depan, jangan terlalu banyak menoleh ke belakang, dan penyuluh harus bekerja sesuai era sekarang yaitu bekerja cepat, bekerja sama atau kolaboratif dan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI).
Diungkapkan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian RI, Siti Munifah saat di Martapura mengisi Seminar Nasional, Sabtu (8/12). Transformasi penyuluhan pertanian merupakan suatu hal yang harus dilakukan di tengah perkembangan zaman sekarang ini, kalau tidak ada perubahan maka penyuluhan atau penyuluh akan menjadi dinosaurus.
Menurut Siti Munifah, hal tersebut sudah diatur dalam Permentan Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Kabupaten Banjar, merupakan salah satu kabupaten yang akan menjadi pelaksana program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani.
"Sekarang, penguatan penyuluhan pertanian berbasis informasi dan teknologi, pengembangan penyuluh swadaya, pemantapan pos penyuluhan desa, penguatan kelembagaan petani menjadi KEP berorientasi bisnis dan berbadan hukum, penguatan BPP sebagai pusat integrasi data dan kegiatan, pelibatan generasi muda berbasis online, penerapan sistem pertanian terpadu dan berbasis korporasi," katanya.
Menurutnya, dalam pengelolaan Badan Penyuluh Pertanian memerlukan koordinasi dan sinkronisasi dimana penguatan BPP perlu didukung lima aspek, pertama adalah koordinasi program pembangunan dengan dukungan dan pelibatan BPTP, instansi teknis dan kantor kecamatan.
Kedua, pusat data dan informasi perlu dukungan IT dalam hal software dan hardware serta perlunya brainware.
Ketiga, pusat konsultasi bisnis perlu dukungan sarana dan prasarana yang bagus. Keempat, pusat pembelajaran melalui demplot, demarea, demo pengolahan hasil, mekanisasi pertanian. Kelima, pengembangan kemitraan perlu dukungan dan pelibatan perbankan, pasar bulog, perusahaan dan agribisnis.
"Pada internal dinas pengelola penyuluhan sendiri bidang penyuluhan harus bisa bekoordinasi dengan bidang-bidang lain guna menjalan lima aspek BPP tersebut," imbuhnya.
Seorang peserta, THL Pendamping Mantri Tani Kabupaten Banjar, Hartoni menanyakan aplikasi untuk mengindentifikasi hama dan penyakit tanaman beserta solusi pencegahan atau pengendaliannya. Namun ternyata untuk aplikasi identifikasi hama dan penyakit tanaman di Pusluhtan tidak ada.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar, HM Fachry mengatakan, tema Semina Nasional adalah Penyuluhan Pertanian Menyikapi Era Industrialisasi 4.0. Tujuannya untuk mentraformasikan arah kebijakan serta regulasi yang baru dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, sehingga dapat langsung sampai kepada para penyuluh pertanian selaku penggerak pembangunan pertanian yang selanjutnya menjadi acuan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian kepada para petani dan pengusaha pertanian sebagai pelaku utama dan pelaku usaha agribisnis.
"Kegiatan ini mendukung visi Kementerian Pertanian dalam rangka Mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia tahun 2045. Oleh karenanya kebijakan dan regulasi dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian juga berkembang dan dinamis," katanya.
Sekda Banjar, H Nasrun Syah membacakan pidato Bupati Banjar, H Khalilurrahman mengatakan,Kabupaten Banjar merupakan salah satu Kabupaten di Kalsel yang mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar khususnya di bidang Pertanian. Dua per tiga dari jumlah penduduknya berusaha di sektor pertanian dan Kabupaten Banjar merupakan sentra pengembangan tanaman pangan dan hortikultura, sentra perkebunan karet dan kelapa sawit, sentra ternak seperti sapi dan kambing, juga itik dan ayam.
Kabupaten Banjar mempunyai potensi lahan pertanian yang sangat potensial dan luas dengan Kabupaten Banjar mempunyai potensi lahan pertanian yang sangat potensial, dan luas dengan macam tipe lahannya, seperti lahan kering 13.757 ha atau 19 persen, pasang surut 32.252 hektar atau 44 persen, sawah tadah hujan 13.446 hektar atau 18 persen, irigasi 5.497 hektar atau delapan persen, rawa atau lebak 8.538 hektar atau 11 persen.
Dia juga mengatakan, peran penyuluh pertanian sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Peran penyuluh pertanian dapat dikatakan sebagai garda terdepan untuk meningkatkan kualitas petani saat ini serta Penyuluh berperan sebagai perantara dan penghubung informasi untuk petani maupun dari petani.
"Oleh karena itu perlu penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian, Pemkab Banjar telah membuat kajian akademis terhadap terhadap pembentukan UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten Banjar dan telah mendapatkan rekomendasi atau persetujuan dari pemerintah provinsi Kalsel untuk pembentukan UPTD tersebut dengan klasifikasi tipe A," imbuhnya.
Pihaknya mengharapkan penyuluh dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap penyuluh pertanian terhadap tupoksi penyuluhan. Dapat menumbuhkan dan meningkatnya memotivasi para penyuluh dalam rangka meningkatkan kinerjanya, dapat memahami pola kerja penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dapat menyamakan persepsi, tujuan dan langkah kerja penyuluh pertanian dalam menyikapi era industrialisasi 4.0.
Sumber: Banjarmasin.tribunews.com