• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • ICCESI 2019
  • ICCESI 2023

Cegah DBD dengan Teknik Serangan Mandul

24 JANUARY 2019

Badan Teknologi Nuklir Indonesia (BATAN) memiliki cara yang diklaim efektif untuk mengusir nyamuk penyebab virus demam berdarah dengue (DBD).

Menurut Kepala BATAN, Djarot S Wisnubroto, nyamuk DBD bisa dimusnahkan melalui teknik serangan mandul. Caranya yaitu dengan menyebarkan nyamuk jantan mandul di suatu wilayah, kemudian nyamuk jantan ini akan mengawini nyamuk betina yang mengandung virus DBD.

"Itu lebih efektif ya dibanding dengan fogging, makanya bisa jadi kompetitornya. Kalau fogging kan hanya sebentar, nyamuk bisa datang lagi. Kalau ini kan 60 hari baru bisa menimbulkan nyamuk yang baru," ujarnya di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.

 

Maksud 60 hari itu adalah perhitungan evaluasi tim uji coba. Setelah rentang waktu tersebut nyamuk baru akan datang dari daerah lain. Djarot sangat yakin cara ini bisa diandalkan untuk mencegah timbulnya DBD.

"Saya punya mimpi kalau nyamuk jantan mandul itu dijual menggunakan paket di dalam botol, kemudian dijual di mini market. Lalu yang beli tinggal dibuka saja di kamar, langsung nyebar. Gampang kan," katanya.

 

Namun kendala implementasinya adalah adanya sekat di antara kementerian dan lembaga. Teknologi ini mirip dengan yang sudah dimiliki Universitas Gajah Mada (UGM). Bedanya mereka tidak menggunakan radiasi untuk memandulkan nyamuk, melainkan dengan bakteri.

"Ketika teknologi baru dikenalkan, itu akan dicari tahu siapa kompetitornya. Tugas kita hanya menyampaikan ke pihak yang terkait, tidak sampai memasarkan. Itu yang menjadi kendala," kata Djarot.

Menurut Djarot, teknik serangan mandul sudah ada sejak lima tahun lalu, dan telah diuji coba di wilayah Sumatera dan Jawa Tengah.

 

 

 

Sumber: Viva.co.id

Artikel Lainnya


  • Bak Film Horor, Semut Ini Hiasi Sarang dengan Tengkorak Musuhnya
  • Peneliti: Laba-laba Tertua Berusia 43 Tahun Mati Disengat Tawon
  • Masa Replanting, Kelapa Sawit Rentan Serangan Kumbang Tanduk
  • Pengendalian Hama Wereng di Mabar Terus Dilakukan
  • Pelatihan online Entomologi Kesehatan: Pengendalian Kutu Busuk Terpadu

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Buku Pengembangan Insektisida Nabati untuk Pertanian

Jul 28,2023

Merchandise PEI: Kaos dan Topi

Jul 26,2023

Buku: Rekayasa Ekologis dan Rapid Biodiversity Assessment di Agroekosistem: Untuk Konservasi Serangga Berguna

Jul 06,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Form Keanggotan PEI
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID