• +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Buku
    • Prosiding
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Robot Semut Jelajahi Lingkungan Tanpa GPS

18 FEBRUARY 2019

PARIS - Para peneliti di Universitas Aix-Marseille di Prancis telah merancang robot semut, atau disebut Antbot. Robot ini dapat berjalan menjelajahi lingkungannya secara acak dan pulang secara otomatis, tanpa GPS atau pemetaan. Para peneliti membuat robot berkaki enam, dengan berat 2,3 kg, berkat taktik yang dipinjamkan dari gurun semut. Mereka menganggap bahwa semut gurun sebagai navigator yang luar biasa. 


Semut gurun memiliki kemampuan istimewa dalam bergerak di padang pasir. Semut-semut ini dapat menutupi pandangannya di bawah sinar matahari langsung untuk bergerak mencari makanan. Sementara manusia, mata mereka tidak peka terhadap sinar yang terpolarisasi dan radiasi ultraviolet. 


Hal ini menjadikan manusia sulit bergerak dan menentukan arah saat berada di gurun pasir. Saat bergerak keluar, semut gurun Cataglyphis dapat kembali ke sarang dalam garis lurus dan tidak tersesat. Bakat navigasi yang mereka miliki bergantung pada dua bagian informasi, arah dan langkah. 

 

Antbot juga menggunakan cahaya dari langit untuk menilai arahnya. Untuk menghitung jarak yang ditempuh, ia menggunakan kombinasi gerakan benda di tanah saat melewati dan menghitung langkah. 


Teknik ini sering digunakan oleh semut gurun. Antbot dilengkapi dengan kompas optik dan sensor gerakan optik yang digunakan untuk menentukan posnya. Sensor diarahkan ke matahari untuk mengukur jarak yang ditempuh. 


Berbekal informasi yang ada, Antbot telah terbukti mampu, seperti semut gurun, menjelajahi lingkungannya dan kembali dengan sendirinya ke pangkalannya, dengan presisi hingga 1 cm. Kompas optik yang dikembangkan oleh para ilmuwan, peka terhadap radiasi ultraviolet di langit. 


Ketepatan navigasi yang dicapai dengan sensor minimalis membuktikan bahwa robotika yang terinspirasi bio memiliki kapasitas besar untuk berinovasi. Kompas terdiri dari dua piksel dan diatapi oleh dua filter yang berubah seperti sensor optik, yang terdiri dari dua baris 374 piksel. 


Mengubah filter secara mekanis adalah sebuah inovasi yang telah mengurangi biaya produksi sensor, dari harga sekitar 78.000 GBP menjadi hanya beberapa ratus euro, dalam batasan biomimetik. Untuk menguji Antbot, Stephane Viollet dan rekan-rekannya memberikan tugas di luar ruangan. 


Langkah awal Antbot adalah ke beberapa pos pemeriksaan, kemudian kembali ke rumah. Antbot secara konsisten dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Ia kembali dengan jarak beberapa sentimeter dari target rumahnya. 


Selain semut gurun, sebagian besar serangga secara alami melakukan tugas serupa saat mencari makan. Mereka mengambil jalan berkelokkelok ketika mengunjungi tempat favoritnya sebelum kembali ke rumah dalam garis lurus. 

 

 

 

 

 

Sumber: Sindonews.com

Artikel Lainnya


  • Seminar Nasional PEI Cabang Palembang 2018
  • Hindari DBD, Hidup Bersih Jauhi Jentik Nyamuk
  • Webinar "Peranan Proteksi Tanaman dalam Menunjang Pertanian Berkelanjutan di Pulau-Pulau Kecil"
  • Cara Unik Petani Gorontalo Usir Hama Cabai
  • Apa yang terjadi pada alam jika semua serangga punah?

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Bandung

Dec 14,2020

Pelatihan online Entomologi Kesehatan: Pengendalian Kutu Busuk Terpadu

Nov 27,2020

WEBINAR "Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi untuk Pengendalian OPT Kakao"

Nov 23,2020

Careers at IRRI

Nov 09,2020

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID