• +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Buku
    • Prosiding
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Serangan Hama Wereng dan Potong Leher Merata di Wilayah Jombang

15 MARCH 2019

Jombang-Hama yang menyerang padi petani  terjadi di hampir semua wilayah di Jombang. Data yang ada di POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) Jawa Timur di Jombang tercatat ada dua jenis, masing-masing hama wereng dan penyakit potong leher.

Sutami, Koordinator POPT Jawa Timur di Jombang mengungkapkan, beberapa kecamatan yang terdampak dua organisme pengganggu itu. Di antaranya untuk hama wereng di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, Diwek, Gudo dan Kecamatan Perak serta Kesamben. “Untuk wereng memang istilahnya tetap ada. Akan tetapi tidak sampai serangan,” kata Sutami dikonfirmasi kemarin (14/3).

Disebutkan, rata-rata luas padi yang terserang hama di masing-masing kecamatan tak sampai lebih dari 10 hektare. “Kalau per kecamatan nggak ada, laporan yang kita terima itu ada yang satu hektare, ada juga tiga hekare. Paling banyak di Kecamatan Peterongan luasnya sampai 3,5 hektare,” imbuh dia.

Dari data itu lanjut dia, juga termasuk di wilayah Kesamben. “Sampai sekarang memang belum masuk seluruhnya, cuma kemarin sudah ada gerakan di Desa Pojokrejo,” sambung Tami. 

Sedangkan pengganggu tanaman lainnya yakni jamur pyrucularia oryzae atau potong leher, justru lebih banyak. Menyerang hingga tujuh kecamatan. “Jombang, Diwek, gudo, Tembelang, Peterongan, bareng dan Kecamatan Jogoroto,” sebut dia.

Meski tak menyebut luas lahan yang terserang, kata Sutami, sudah ada langkah yang dilakukan pihaknya. “Jadi sudah kita antisipasi melakukan gerakan masal. Sehingga tidak sampai terjadi serangan. Gerakan rutin dan terjadwal serta sesuai informasi petani di masing-masing wilayah,” tutur Tami.

Sebab dikhawatirkan, jika tak segera dilakukan, organisme pengganggu itu akan semakin menyebar ke tanaman lainnya, hingga berdampak pada produktivitas padi. “Memang ketika ada laporan dan informasi dari petani, kami langsung siap melakukan gerakan,” beber dia. 

Terlebih lanjut Tami, setelah panen raya padi, masih ada MK (musim kemarau) pertama pada April. “Jadi setelah ini kan panen kemudian pembibitan. Kami terus melakukan pengamatan ke pembibitan. Karena khawatirnya wereng akan pindah ke bibit padi, diharapkan nanti tidak sampai menyebar,” pungkas Tami.

 

 

 

 

 

Sumber:Jawapos.com  

Artikel Lainnya


  • Dianggap Menjijikan, Kumbang Kotoran Ternyata Pernah Dipuja Bangsa Mesir Kuno, Mengapa?
  • Apakah Berbahaya Memakan Semut Secara tak Sengaja?
  • Ada 60.000 Bulu Beracun pada Ulat Ini, Apakah Ada di Indonesia?
  • Robot Lebah ini Mampu Gantikan Serangga Menyerbuki Tanaman
  • Hama wereng menyerang, permintaan bibit padi Inpari meningkat

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8621267
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Pelatihan identifikasi Kutukebul, tanggal 13 Februari 2021.

Feb 18,2021

Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Bandung

Dec 14,2020

Pelatihan online Entomologi Kesehatan: Pengendalian Kutu Busuk Terpadu

Nov 27,2020

WEBINAR "Pemanfaatan Feromon dan Agens Biologi untuk Pengendalian OPT Kakao"

Nov 23,2020

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID