Petani melon dan semangka di pesisir Kebumen kini memasuki musim panen. Kendati kualitas buah usia panen rata-rata terlihat bagus, namun sebagian buah terserang hama ulat buah.
"Buah yang terserang hama ulat terlihat sehat dan bagus. Namun bila diteliti ada bercak kecil berwarna coklat di permukaan kulitnya yang
merupakan bekas gigitan ulat. Bekas gigitan ini menyebabkan daging buah di bagian dalamnya membusuk," jelas petani melon dan semangka Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kebumen, Paiman, di lahannya, Minggu (12/05/2019).
Berdasarkan pengamatan Paiman, jumlah buah melon dan semangka yang terserang ulat buah sekitar 4 sampai 5 persen dari jumlah buah keseluruhan.
"Sabtu (11/05/2019) kemarin saya baru saja panen semangka. Buah semangka yang utuh mencapai 10 ton, sedangkan yang gagal dipanen akibat diserang ulat buah sekitar 4 kuintal," ujar Paiman.
Kendati jumlah buah yang terserang hama ulat tersebut belum berdampak merugikan terhadap petani, namun jumlah pendapatan yang diperoleh petani tak bisa maksimal.
"Modal bertanam melon dan semangka cukup besar. Untuk panen di lahan seluas 1 hektar saya harus mempekerjakan 10 tenaga kerja. Saya juga harus mengeluarkan modal untuk biaya perawatan seperti pembelian pupuk, obat-obatan dan bahan bakar diesel penyedot air," papar Paiman.
Di musim panen melon dan semangka di pesisir Kebumen kali ini, harga kedua komoditas itu cukup bagus. Hasil panenan dijual ke Jakarta dan sebagian lainnya di Kebumen.
"Untuk buah kelas A langsung dipasarkan ke Jakarta oleh pedagang yang membeli hasil panen kami. Melon kelas A Rp 6 ribu per kilogram dan semangka kelas A Rp 3.500 per kilogram di tingkat petani. Sedangkan melon dan semangka kelas B yang harganya Rp 3 ribu dan Rp 2.500 per kilogram, dipasarkan di wilayah Kebumen," ujar petani Setrojenar lainnya, Suyono.
Sumber: Krjogja.com