• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Serangga, Makhluk Kecil Yang Menjalankan Dunia

29 MAY 2019

Serangga merupakan makhluk yang berukuran kecil dibandingkan makhluk lain yang ada di muka bumi. Namun meski ukurannya yang kecil, ternyata serangga memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Serangga atau insekta telah menjadi struktur dan fungsi dasar bagi banyak ekosistem dunia sejak kemunculannya sekitar 400 juta tahun yang lalu.

 Ada dua peran yang dijalankan serangga: dimakan atau memakan. Sebagai contoh, serangga bisa dijadikan makanan oleh beberapa unggas tertentu, ada juga reptil yang juga memakan serangga. Namun begitu serangga juga bisa memakan tumbuhan hingga buah-buahan. Bahkan pohon besar pun bisa dimakan oleh serangga. 

Tanpa kehadiran serangga, ekosistem menjadi tidak seimbang. Bahkan bisa jadi jika tak ada serangga, maka kehidupan manusia akan musnah. Penurunan populasi serangga berdampak pada Hutan tropis, yang mana telah terjadi penurunan jumlah hewan pemakan serangga seperti kadal, katak, dan burung.


80% tumbuhan liar menggunakan serangga untuk penyerbukan, sedangkan 60% burung bergantung pada serangga sebagai sumber makanan. Burung yang kehabisan makanan serangga berubah menjadi saling memakan burung lain.

Mereka, serangga, memberikan aerasi tanah, penyerbukan bunga, dan mengendalikan serangga dan hama tanaman. Banyak serangga, terutama kumbang, adalah pemulung, makan pada hewan yang mati dan pohon tumbang, sehingga daur ulang nutrisi kembali ke tanah. Sebagai dekomposer, insekta membantu menciptakan lapisan tanah atas, lapisan kaya nutrisi tanah yang membantu tanaman tumbuh.

 serangga Penggali tanah seperti semut dan kumbang menggali terowongan yang menyediakan saluran untuk air yang dapat di manfaatkan tanaman. Lebah, tawon, kupu-kupu dan semut sebagai penyerbukan tanaman berbunga (Gambar di samping). Tukang kebun menyukai serangga bermata besar dan berdoa karena belalang mereka mengontrol ukuran populasi serangga tertentu, seperti kutu daun dan ulat, yang memakan pertumbuhan tanaman baru.

 Akhirnya, semua insekta menyuburkan tanah dengan nutrisi dari kotorannya.

 Serangga juga memiliki peran di berbagai aspek kehidupan. Beberapa insekta menghasilkan zat yang berguna, seperti madu, lilin, pernis, dan sutra. Lebah madu yang telah diajukan oleh manusia selama ribuan tahun untuk madu. Ulat ini sangat mempengaruhi sejarah manusia. Ketika Cina menggunakan cacing untuk mengembangkan sutra, perdagangan sutra Cina terhubung ke seluruh dunia.

Serangga dewasa, seperti jangkrik, serta larva serangga, juga sering digunakan sebagai umpan memancing.

Selain itu, serangga juga bisa dijadikan makanan. Di beberapa bagian dunia, insekta yang digunakan untuk makanan manusia. Serangga merupakan sumber yang kaya protein, vitamin, dan mineral, dan dihargai sebagai makanan lezat di banyak negara dunia ketiga. Bahkan, sulit untuk menemukan serangga yang tidak dimakan dalam satu bentuk atau lain oleh orang-orang.

Di antara yang paling populer adalah jangkrik, belalang, belalang sembah, belatung, ulat, jangkrik, semut, dan tawon. Banyak orang mendukung ide ini untuk menyediakan sumber protein dalam gizi manusia. Dari Amerika Selatan ke Jepang, orang makan insekta panggang, seperti belalang atau kumbang.

Di dunia medis, serangga bisa dijadikan obat. Di masa lalu, larva lalat (belatung) yang digunakan untuk mengobati luka untuk mencegah atau menghentikan gangren. Gangrene disebabkan oleh infeksi dari daging mati. Belatung hanya memakan daging mati, sehingga ketika mereka ditempatkan pada daging mati manusia, mereka benar-benar membersihkan luka dan dapat mencegah infeksi. Beberapa rumah sakit masih menggunakan jenis pengobatan ini.

 

 

 

Sumber: Sumber.com

Artikel Lainnya


  • Seukuran Beras, Inilah Spesies Baru Laba-laba "Bertato" Asal Australia
  • Meski Tanpa Penjantan, Rayap Jepang Ini Tetap Bisa Bereproduksi
  • Lomba Esai-Fotografi Serangga 2019
  • Pemanasan global memicu wabah belalang 'yang diceritakan dalam Alkitab', kata para ilmuwan
  • Diserang Hama, Puluhan Hektare Sawah di Palabuhanratu Gagal Panen

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
[COMPETITION ICCESI 2023] The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia

May 09,2023

The 2nd International Conference and The 11th Congress of The Entomological Society of Indonesia 2023

Apr 10,2023

Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID