Seperti akhir pekan biasanya, di depan pintu keluar Stasiun Kota Baru Malang selalu dipenuhi oleh pengunjung dari luar kota yang tampak sudah tak sabar untuk memulai penjelajahan, maklum Malang merupakan pintu gerbang bagi para wisatawan yang khususnya gemar melakukan kegiatan outdoor untuk menikmati panoram dan keindahan alam di Kabupaten Malang, Kota Batu hingga Lumajang. Di salah satu sudut tak jauh dari gerbang stasiun tersebut, beberapa rombongan peserta terlihat sudah siap untuk mobilisasi menuju daerah di selatan Malang, kurang lebih 60 km dari Kota Malang. Lokasi yang dituju yaitu kawasan Pantai Kondang Merak, desa Sumberbening, kec. Bantur, kab. Malang sekaligus menjadi tempat perhelatan para penggiat, pemerhati, maupun peneliti kupu-kupu yang mungkin pertama diselenggarakan di Indonesia.
Kegiatan ini merupakan ajang mediasi dan fasilitasi para penggiat, pemerhati, dan peneliti kupu-kupu Indonesia yang sudah sejak lama berkomunikasi lewat media sosial, terpisah di berbagai wilayah di Indonesia, sama-sama resah ingin berbagi cerita, pengalaman, pengetahuan serta komitmen untuk menjaga salah satu keanekaragaman hayati Indonesia. Animo peserta yang mendaftar cukup tinggi, tercatat sekitar 116 peserta hadir dalam kegiatan tersebut. Tidak sedikit para peserta yang membawa keluarga sekaligus sebagai media edukasi kepada anak-anak dalam rangka mengenalkan semangat cinta lingkungan pada umumnya. Meskipun didominasi oleh para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok studi maupun entomologi, kegiatan ini juga diikuti oleh para pelajar SMA yang berada di kabupaten sekitar Malang.
Konsep dan kemasan acara yang disusun oleh panitia cukup menarik, yaitu peserta dipersilahkan membuka tenda di sekitar pantai. Di sekitar tenda peserta, berdiri tenda besar yang dilengkapi dengan projector tempat kegiatan talkshow dan ramah tamah diselenggarakan. Talkshow tersebut menghadirkan beberapa narsumber yang menyampaikan beberapa tema seperti pengenalan kawasan hutan lindung Malang Selatan, sharing mengenai upaya pelestarian di taman kupu-kupu, dan teknik dalam inventarisasi-monitoring kupu-kupu. Gagasan untuk pembentukan jaringan pengamat/pemerhati kupu-kupu juga menjadi salah satu topik diskusi hangat yang diselenggarakan. Dalam kegiatan ini juga dilakukan tracking dan pengamatan kupu-kupu di sekitar lokasi, dimana beberapa spesies kupu-kupu yang jarang dijumpai dapat ditemukan seperti Idea stolli, Troides helena, dan Papilio peranthus. Aktifitas tracking juga dimanfaatkan beberapa peserta untuk mengambil foto kupu-kupu selain keindahannya juga karena panitia mengadakan kontes fotografi bagi para peserta. Selama tracking, panitia juga menyiapkan beberapa tanaman sebagai host plant kupu-kupu untuk ditanam para peserta di sepanjang jalur pengamatan.
Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Sahabat Alam Indonesia ini ditutup dengan penampilan kelompok musik Pagi Tadi, serta foto bersama seluruh peserta kegiatan.
sumber foto: dokumentasi Sahabat Alam Indonesia