Masyarakat di pinggiran Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sangat potensial diberdayakan untuk melakukan budi daya lebah madu. Seperti di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Melalui program pembinaan desa penyangga dalam upaya peningkatan ekonomi produktif oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), yakni pelatihan budi daya lebah madu dan pembentukan kelompok, masyarakat antusias dan berharap bisa menambah pendapatan rumah tangga.
Kepala Seksi Pelayanan dan Pemanfaatan BBTNGL, Fitriana Saragih mengatakan, pelatihan dilaksanakan di Dusun Penampean, Desa Sei Musam. Pelatihan diikuti 25 orang dari Desa Sei Musam dan 5 orang dari Batu Katak, Desa Batu Jongjon.
Pelatihan yang sama juga dilaksanakan di Desa Namun Sialang dengan peserta sebanyak 25 orang dari Desa Namu Sialang dan 5 orang dari Dusun Batu Katak, Desa Batu Jongjong. Kegiatan ini merupakan pembinaan masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga TNGL, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.
“Dalam pelatihan ini kita menggandeng Ahli dalam bidang lebah madu dari Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Aek Nauli, yakni Aam Hassanudin dan Firman,” kata Fitriana, Kamis (24/1).
Aam Hassanudin dan Firman memberikan materi tentang pengenalan lebah madu serta praktik langsung membuat sarang lebah madu. Aam menilai, lokasi desa yang berdekatan dengan TNGL sangat bagus untuk budi daya lebah madu, karena ketersediaan pakan alaminya.
“Jenis lebah madu yang potensial dikembangkan yakni dari genus Apis dan Trigona. Di Batu Rongring, masyarakat lebih memilih lebah genus Trigona,” ujarnya.
Kepala Desa Sei Musam, Batang Juhar Tarigan, menyambut baik pelatihan budi daya lebah madu ini, dan diharapkan melalui pelatihan ini bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di sekitar TNGL.
“Semoga bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di sini,” tandasnya.
Sumber: Trubus.id