• +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org; peipusat@yahoo.com
  • Register
  • Log in
  • BERANDA
  • PROFIL PEI
    • Sejarah PEI
    • Pengurus Pusat
    • Pengurus Cabang
    • History PEI
  • AD-ART
    • ART
    • AD
  • KEGIATAN
  • KEANGGOTAAN
    • Form Pendaftaran
    • Konfirmasi Pembayaran
  • PUBLIKASI
    • JEI
    • Prosiding
    • Buku
    • IDEA
    • Presentasi
  • BERITA
  • GALERI
    • Foto
    • Puisi
    • Video
  • KONTAK
  • ICCESI 2019

Gara-gara Buah Busuk, Inggris Diserang Tawon "Mabuk"

10 AUGUST 2018

Para ahli di Inggris memperingatkan adanya serangan tawon "mabuk" yang agresif. Tawon-tawon ini menyengat apa pun yang mereka temui karena sumber makanan mereka habis.

Hilangnya sumber makanan, membuat tawon-tawon di Inggris mulai meninggalkan pola makan konvensional dan menggantinya dengan gula seperti yang dikonsumsi manusia.

Menurut Lembaga Sussex Wildlife Trust,  sifat genetik dalam kehidupan tawon yang pendek memaksa mereka untuk memburu buah busuk, buah yang difermentasi, atau sisa-sisa sari minuman di pub.


Ahli pengendalian hama Shane Jones yang bekerja di Ridtek Pest Control, Basingstoke, mengatakan tawon-tawon yang ditemuinya jauh lebih agresif dari sebelumnya.

"Tawon telah membangun sarang yang jauh lebih besar, dan semua larva sudah berubah menjadi tawon dewasa. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan dan dimakan oleh koloni ini," kata Shane dilansir Metro, Rabu (8/8/2018).

Karena itulah, banyak tawon yang terbang ke sekitar pub untuk mencari sisa sari-sari buah yang dibuang. "Alkohol dengan dosis kecil yang dikonsumsi akan membuat tawon lebih sensitif dan cenderung mudah menyengat," imbuhnya.

Selain itu, tawon yang kelaparan juga akan melakukan apa pun untuk mendapatkan makanan. Selain sari buah yang difermentasi dan mengandung alkohol, mereka juga mengancar selai roti manusia. "Diperkirakan ada lebih banyak orang yang tersengat tawon di musim panas ini dibanding biasanya," papar Shane.


Sementara itu, Dee Ward-Thompson, manajer teknis di British Pest Control Association mengatakan, selain panas dan kelembaban udara yang dapat memengaruhi jumlah tawon, ada faktor lain yang berpengaruh.

"Mungkin faktor yang paling berpengaruh pada jumlah tawon adalah saat orang tidak membuang sampah dengan benar, terutama makanan dengan kandungan gula tinggi seperti buah," ujar Dee. "Kami selalu menyarankan agar makanan disimpan di wadah bersih dan jauh dari jangkauan anak-anak," imbuhnya.



Sumber: Kompas.com

Artikel Lainnya


  • Berkat Lalat, Warga di Kampung Ini Bisa Beri Beasiswa dan Bayar BPJS
  • Tak Usah Ragu Lagi, Jangkrik Terbukti Baik untuk Kesehatan Usus
  • Wabah Demam Berdarah di Asia Tenggara, Aktivis Hewan Larang Masyarakat Bunuh Nyamuk
  • Jambore Kupu-Kupu Indonesia 2017: "Flying with Butterflies"
  • Populasi Kumbang Natal di Australia Menurun Tajam

Sekretariat Perhimpunan Entomologi Indonesia: Jalan Kamper Kampus IPB Dramaga, Wing 7 Level 5, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor Jawa Barat, 16680, Indonesia

  • +62251-8629362
  • info@pei-pusat.org
  • peipusat@yahoo.com
Media sosial
Twitter Timeline
Tweets by pei_pusat
Berita Terbaru
Webinar Nasional "Cermat Menakar Manfaat Insektisida Dalam Implementasi Pengelolaan Hama Terpadu"

Nov 23,2022

SEMINAR NASIONAL (HYBRID) JURUSAN PERLINTAN UNIB PEI-PFI KOMDA BENGKULU

Oct 22,2022

Pelatihan Identifikasi Semut dengan tema "Semut dalam Kehidupan Manusia dan Perannya bagi Lingkungan dan Pertanian"

Sep 13,2022

Prosiding Seminar Nasional dan Kongres PEI Cabang Bandung 2021

Sep 07,2022

Tautan
PEI Cabang Yogyakarta
PEI Cabang Palembang
Perlindungan Tanaman
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Submit Abstract ICCESI 2019
Flag Counter

Copyright ©2017 Perhimpunan Entomologi Indonesia. All Rights Reserved

Powered by SevenLight.ID